Sabtu, 07 November 2015

Cucu tiri di tiduri kakek

USIANYA baru 50 tahun, tapi karena anak lelakinya kawin dengan janda beranak dua, otomatis Karjono disebut simbah. Tapi jadi simbah Karjono tak bisa jadi panutan. Liat cucu tirinya, Ida, 12, tampak cantik meski masih gadis ingusan, berulang kali dinodai. Begitu diadukan pada ayah kandungnya, Karjono kabur!
Perceraian suami istri selalu  menimbulkan korban terhadap anak-anaknya. Tak hanya terlantar secara ekonomi, tapi juga kasih sayang. Maka kalau bisa, meski sudah tidak cocok dengan pasangan, jika sudah ada anak sebagai hasil kerjasama nirlaba, seyogyanya tak usahlah bercerai. Perbaiki dan bangun kembali rumahtangga yang nyaris hancur itu, ketimbang anak-anak akan menjadi korban yang berkelanjutan.
Ny. Yunisah, 40, tak pernah berfikir sejauh itu. Ketika cintanya pada suami sudah habis dan berubah jadi kebencian, rumahtangganya pun dibubarkan alias bercerai. Yunisah tak peduli dengan nasib anak-anaknya nanti. Karena dia bekerja, dengan congkakknya bilang, “Aku juga bisa ngempani dan mendidik anak-anakku.” Katanya.
Perceraian itu terjadi sekitar 5 tahun lalu, ketika kedua putrinya baru berusia 7 dan 5 tahun, sementara dia sendiri baru berusia 35 tahun. Tapi ternyata mencari suami pengganti dengan beban dua anak, tidaklah mudah. Banyak lelaki yang mundur teratur begitu tahu calon istrinya ada dua anak. “Gua yang kerja, masak dipakai ngempani anak orang,” begitu kata para lelaki penganut paham materialistis.
Kemudian beberapa bulan lalu ada perjaka penderita “trakhom” yang buta akan kondisi Yunisah sebenarnya. Dia adalah Mulyadi, 30, yang selama ini belum juga ketemu jodoh. Dia hanya tertarik pada kecantikan janda STNK itu. Soal anak-anak bawaan, toh calon istri takkan membebani APBN keluarga, karena mereka juga dapat tunjangan dari bekas suami. Karenanya, meski calon istri jauh lebih tua darinya, dia mau saja menjadi bapak tiri anak-anak bawaan Yunisah.
Terus terang, Mulyadi ini lelaki modal  burung doang! Maka begitu menikah dia malah bergabung pada keluarga istrinya di Ploso Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dia benar-benar hanya jadi pejantan doang, kasarnya: hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis Yunisah yang masih menyala-nyala dalam usia kepala 4.
Beberapa minggu kemudian ayah kandung Mulyadi, mbah Karjono bergabung tinggal di rumah Yunisah. Ternyata dia lelaki duda. Yang sungguh tak diduga oleh Ny. Yunisah selaku menantu, ayah suaminya itu ternyata duda yang ganas. Kalau ganasnya kanker, dikemo 10-15 kali langsung selesai, maksudnya: bisa sembuh, bisa pula mati. Tapi ganasnya Mbah Karjono ini lain, karena dia ternyata justru bernafsu lihat cucu-cucu tirinya, terutama si Ida.
Tak peduli kondisi sosial diri dan anaknya, malam-malam dia mencoba “menelateni” si Ida. Ternyata berhasil tanpa gejolak. Lain hari lagi diulang kembali, dan tetap tanpa gejolak. Setelah berlangsung 5-6 kali, eh…..pas Mbah Karjono menggumuli Ida, ketahuan adiknya yang kini berusia 10 tahun. Nah, ayahnya yang tinggal di Bali pun dilapori dan segera meluncur ke Malang untuk klarifikasi. Ternyata Mbah Karjono mengelak, bahkan kemudian kabur. Terpaksa bekas suami Yunisah ini melaporkan si kakek genit ke Polres Malang.
Kakek tak tahu diuntung, maunya asal masuk sarung! 

Sumber:poskotanews.com

Minggu, 06 September 2015

ngaku bisa transfer janin malah jari masuk lubang

PETUGAS bank dan dokter pun tak bisa melakukan “transver” janin. Tapi Mbah Sahal, 52, dari Lubuklinggau (Sumsel) mengaku bisa. Padahal sudah kadung jari-jemarinya “blusukan” ke daerah terlarang, janin tak juga pindah. Rika, 20, dan Ny. Lilik, 25, melapor ke polsi dengan tuduhan pencabulan.
 
Angkat janin dari perut pasien, dokter ahli kandungan dijamin bisa. Tapi jika harus memindahkan ke kandungan perempuan lain, pasti tak sanggup. Begitu pegawai bank di bagian teller, transver uang nasabah ke bank lain juga bisa, sepanjang saldonya cukup. Tapi jika diminta transver janin, pasti angkat tangan karena tak tahu berapa sih nomer rekening nasabah penerima?
Kisah konyol ini bermula dari pergaulan bebas yang dilakoni Rika warga Lubuklinggau. Meski belum suami istri dengan doinya, dia mau saja bergaul secara mendalam termasuk gaul-menggaul di atas ranjang. Mending kalau cowoknya mau tanggungjawab. Soalnya begitu Rika hamil, dia langsung minggat entah ke mana. Tentu saja Rika jadi kalang kabut, bagaimana pertanggungjawabannya di depan orangtua?
Bersamaan dengan itu sahabat Rika yang bernama Ny. Lilik, sudah rumahtangga 5 tahun belum juga dikaruniai anak. Mendengar penderitaan Rika, dia siap menolong. Maksudnya, jika bayi itu lahir siap mengambilnya sebagai anak. Tapi bagi Rika itu tak menyelesaikan masalah. Sebab dia akan tetap malu ke sana kemari perut besar tanpa ada suami yang bertanggungjawab.
Alkisah, di  Lubuklinggau Selatan, ada dukun terkenal yang katanya ahli transver janin. Dia bisa memindahkan janin dari perut seseorang ke perut perempuan lain sesuai pesanan. Namanya Mbah Sahal, orangnya nyentrik karena jenggotnya pun dikepang, katanya niru-niru pemusik Ahmad Dani.
Ke sanalah Rika – Lilik mencari penyelesaian. Sebelum tindakan “medis” dilakukan, Mbah Sahal menjelaskan bahwa ritualnya kedua perempuan itu harus siap ditelanjangi. Demi keinginan yang saling menguntungkan itu, Lilik dan Rika tak keberatan. Yang penting janin bisa pindah, sehingga Rika tak dipermalukan dan Lilik bakal punya anak sendiri dalam waktu cepat.
Keduanya dibawa masuk ke kamar khusus dan ditelanjangi sebagaimana ritual seharusnya. Tak hanya itu, organ intim keduanya juga diobok-obok Mbah Sahal dengan alasan untuk mempermudah transver. Jika pinjam istilah sodetan kali Ciliwung di Kampung Pulo Jakarta, Rika selaku “outlet” dan Lilik selaku “inlet”. Cuma di sini tak ada bor raksasa, yang ada bor mini, dan itupun sudah melarikan diri.
Ternyata sampai ritual selesai, janin tetap tak bisa dipindahkan. Baik Rika maupun Lilik merasa ditipu, dan menuduh Mbah Sahal hanyalah dukun cabul, yang suka meraba-raba organ intim wanita atas nama terapi pengobatan. Akibat laporan tersebut, Mbah Sahal ditangkap dan diperiksa.
Mbah Sahal mengakui bahwa ritual transver janin memang begitu. Dia merasa heran, kenapa kali ini gagal. Sudah banyak pasien berhasil dibantu transver janin    tapi kok yang satu ini malah gagal. Gara-gara kegagalan tersebut Mbah Sahal terancam masuk penjara. Padahal kata Presiden Jokowi kebijakan kan tak bisa dipidanakan.
Kalau kebijakan blusukannya ke daerah sensitip wanita?

Sumber:poskotanews.com

Senin, 10 Agustus 2015

Jatuh Cinta Dengan WTS!!!

MANA ada WTS punya cinta sejati nan asli, nggak ada. Maka orang tolol se Gunung Kidul (DIY) mungkin hanya Sukiman, 37, ini. Jatuh cinta sama Sinta, 31, WTS Pasar Kembang, dan katanya siap nikah. Eh, beberapa minggu kemudian si WTS sudah punya pacar baru. Saking emosinya, Sinta pun dihajar hingga babak belur.
Cinta itu tidak ada dalam kamus WTS. Kalau ada, itupun hanya beberapa menit, ketika dia melayani syahwat langganannya. Selesai dan bayar, ya bubar. Cintanya pindah ke lelaki yang memboking berikutnya. Begitu silih berganti. WTS memang tidak menjajakan dan menjanjikan cinta, yang ada cuma prinsip: ada uang silakan goyang, tak punya uang jangan bertandang.

Sukiman yang asal Wonosari Gunung Kidul, nyaris usia kepala empat belum juga berumahtangga. Kok betah amat hidup melajang. Betah saja lha wong dia punya hobi “jajan” WTS di Sarkem (Pasar Kembang) kidul Stasiun Tugu. Dia jadi orang memang mau praktis dan ekonomis. Baginya, istri itu ibarat kambing, harus repot menyediakan kandang dan tiap hari memberinya rumput. Padahal yang dicari kan sekedar “daging”-nya kan? Maka ketimbang pusing, Sukiman pun pilih beli “daging”-nya kalangan the butterfly of night (kupu-kupu malam), atau tlembuk kata orang Banyumas.
Tapi saking seringnya jadi langganan WTS Sinta, dia jatuh cinta dan ternyata si WTS siap dibawa kembali ke jalan yang benar, yakni siap menjadi ibu rumahtangga. Seminggu dua minggu Sinta siap dimonopoli Sukiman, tidak melayani lelaki lain. Tapi karena atas nama cinta itu tadi, Sukiman menjadi sering minta pelayanan gratis. Akibatnya, demi “si entong” Sinta bobol punya kantong.
Lantaran Sukiman selalu minta pelayanan cuma-cuma, akhirnya ditinggalkan dan kini cinta Sinta pindah ke Darmaji, warga Jlagran. Bahkan seringkali WTS ini dibawa pulang ke rumahnya. Kenapa Darmaji bawa pulang WTS? Siapa yang akan nyangka dia pelacur, karena penampilannya cantik dan ngartis banget.
Lama-lama Sukiman tahu pengkhianatan ini, sehingga alamat gendakan baru Sinta pun dicari. Begitu ketemu langsung saja ditongkrongi depan rumah. Nah ini dia. Begitu malam itu Sinta keluar mau cari makan bersama Darmaji, langsung saja diserang. Pleg, pleg, dan ditinggal kabur. Dalam kondisi muka memar dan hidung bocor, Sinta mengadu ke Polsek Gedong Tengen. Beberapa jam berikutnya Sukiman ditangkap di Pringgokesuman.
Pasal KDRT? Nggak mungkin, wong bukan suami istri.

Sumber:poskotanews.com ( nah ini dia)

Jumat, 31 Juli 2015

Ahli penyakit yang mendalami tubuh pasien

Jadi ahli internist (penyakit dalam), dr. Ardian, 45, ternyata thukmis (mata keranjang). Ada perawat cantik, diam-diam “didalami” sendiri. Sudah pernah ditegur Dinkes, tapi nekad. Akhirnya beberapa hari lalu Pak Dokter digerebek di rumah dinas. Tak jelas, perawat Ifanah, 28, apakah sempat “diinjeksi”.

Karena lingkungan, cinta birahi bisa timbul. Ini banyak terjadi. Karenanya ada dalang yang mengawini pesindennya, ada dokter yang kawin dengan perawat, termasuk pemain golf menikahi kedinya. Maka bila biasanya bertugas mengambil bola golf, setelah jadi istrinya malah kena “stick” sang pemain golf itu sendiri.
Ahli penyakit dalam dr. Adrian dari Kabupaten Kapuas (Kalteng), ternyata juga tak bisa lepas dari “dalil” semacam itu. Karena tugas sehari-hari di rumah sakit sering dibantu perawat Ifanah, lama-lama bisa jatuh cinta padanya. Padahak Pak Dokter juga tahu bahwa perawat tersebut sudah punya suami. Tapi dokter “menyuntik” perawatnya sendiri, siapa takut. Sebab di mana ada kemauan, di situ ada…….setan!
Ya, karena setanlah keduanya bisa terlibat koalisi ranjang, gara-gara sudah lupa pada pasangan masing-masing. Bagi dr Adrian, jelas perawat Ifanah selaku rekanan mesumnya itu jauh lebih muda, banyak vitamin dan kaya akan karbohidrat. Pendek kata jika merujuk Ilmu Kesehatan, perawat Ifanah termasuk yang empat sehat lima sempurna.
Skandal dokter yang bertugas di Tambun Bungai, Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas ini lama-lama tercium juga oleh Dinas Kesehatan setempat. Keduanya sudah diingatkan, stop praktek tidak terpuji itu dan kembalilah pada pasangan masing-masing. Selain dilarang hukum agama dan negara, juga melanggar etika kedokteran. Masak iya, dokter penyakit dalam kok malah “mendalami” perawatnya sendiri.
Tapi setan sudah kadung bersimaharajalela di jiwa keduanya. Peringatan dari atasan di intansinya tak digubris. Bahkan semakin berani. Buktinya perawat Ifanah sering dikeloni di rumah dinas. Bila biasanya Ifanah sering membantu Pak Dokter di kala mengadakan tindakan medis, kini Ifanah justru jadi obyek tindakan…..mesum itu sendiri.
Pihak Dinkes tentu saja tidak tahu, dikiranya sudah selesai. Tapi warga sekitar rumah dinas yang jadi risih. Masak rumah dinas dokter jadi ajang syahwat-inap pak dokter sendiri. Kalau pinjam istilah pelawak Asmuni Srimulat, ini dokter cap apa? Maka untuk memberi pelajaran, warga bertekad menggerebek pasangan mesum tersebut.
Hari nahas itu benar-benar terjadi. Malam-malam pukul 23.00 rumdin dr Adrian digerebek warga. Di dalannya ada kedua tersangka, meski tidak dalam posisi berbuat. Tapi jika keduanya didapati sudah tidur seranjang tanpa dikuatkan surat nikah, jelas keduanya telah melanggar pasal perzinaan. Keduanya pun lalu diserahkan ke Polres Kapuas. Nampak wajah dokter dan perawat itu pucat pasi, karena menahan malu.
Itulah akibat tak bisa menahan syahwat.

Sumber:poskotanews.com

Senin, 27 Juli 2015

Istri Calo di kerjai

KATA Srimulat, istri itu kendaraan. Kendaraan beneran bisa dipinjam pakai, kalau istri mana boleh dipinjam orang. Oleh karena itu Warsi, 35, jadi mata gelap setelah  mengetahui isrinya dibawa orang ke dalam hotel. Sali, 40, yang sudah siap-siap mengencani Yati, tahu-tahu ditusuk pisau sampai tewas.

Pelawak Gepeng dari Srimulat dulu pernah bilang, istri itu sesungguhnya tak beda dengan kendaraan, karena bisa dicemplak suami kapan dia suka. Tapi kendaraaan dalam arti sebenarnya, bisa saja dipinjam oleh seseorang. Tapi “kendaraan” yang namanya istri, mana bisa dipinjam oleh pihak lain? Itu sudah menjadi monopoli seorang suami, karena agama dan negara sudah mengaturnya begitu.
Karena anggaran pengawasan terbatas, kedaulatan negara di wilayah perbatasan sering diganggu  negara lain. Seorang istri juga begitu. Karena anggaran rumahtangganya terbatas dan cenderung kurang, banyak wanita yang membiarkan kedaulatan dan kehormatan rumahtangganya diacak-acak lelaki lain. Seperti Ny. Yati dari Denpasar Bali ini misalnya, untuk mencukupi ekonominya dia rela saja dikencani lelaki lain di hotel. Enak kan, sudah dapat duit, “asset” juga tetap utuh tidak kurang satu apapun.
Sebagai calo Terminal Bus Ubung, penghasilan Warsi tak menentu. Karenanya dia tak bisa memberikan jaminan kesejahteraan secara layak pada anak istrinya. Yati yang merasa capek jadi orang miskin, akhirnya tergoda pemberian seseorang, dengan imbalan menyerahkan kemolekan tubuhnya bagi lelaki yang bukan suaminya itu.
Yati memang sering diberi uang oleh Sali, yang jadi PIL-nya sekarang. Imbalannya, dia harus melayani kebutuhan biologis lelaki itu di hotel, yang tempatnya berganti-ganti. Dengan cara demikian ekonomi rumahtangganya bisa jalan terus, tidak sampai kolaps seperti Yunani.
Tentu saja suaminya tidak tahu kelakuan istrinya. Sampailah pada kejadian belum lama ini. Saat Warsi boncengan sama anak lelakinya yang masih kecil, dia melihat istrinya memacu sepeda motor dengan tujuan hotel Diana. Begitu dia masuk kamar hotel, langsung dibuntuti. Istrinya ternyata masuk kamar 105. Dia Warsi ingin masuk juga ke kamar itu tapi keburu dikunci dari dalam.
Dengan memanjat ventilasi, dia berhasil masuk ke dalam. Di dalam kamar didapati ada Yati bersama seorang lelaki yang ternyata bernama Sali. Langsung saja dia jadi mata gelap. Lelaki yang belum sempat “ngapa-ngapain” itu langsung diserang dengan tusukan pisau tepat di jantung. Tentu saja Sali tewas di tempat.
Sebetulnya Warsi hendak menghabisi istrinya pula, tapi keburu kabur duluan. Gagal dengan rencananya tahak II, dia segera kabur ke Pamekasan tempat asalnya. Tapi sehari kemudian sudah berhasil ditangkap. Sama sekali dia tak menyesal atas pembunuhan itu. Kalau ada penyesalan, kenapa anaknya harus terlantar karena ditinggal ayah “sekolah” di LP.
Sekolah yang dapat tambahan libur, tapi namanya remisi.

Sumber:poskotanews.com